Mejuahjuah.id – Oleh Joey Bangun
Di satu masa penyakit mematikan menyerang tanah Alas. Penyakit yang diketahui sebagai penyakit menular yang dinamakan penyakit Sampar itu telah membuat banyak orang di Alas mati mendadak. Raja Alas sangat ketakutan. Dia meminta kepada seluruh Hulubalang Kerajaaan untuk mencari dukun yang sanggup mengobati penyakit itu. Seorang dari mereka mengatakan ada dukun dari Tanah Karo yang mungkin bisa menyembuhkan penyakit ini. Dukun itu sangat sakti. Dia berasal dari desa Kandibata. Dukun itu terkenal dengan julukan Guru Penawar Reme.
Mendengar itu dengan cepat Raja Alas memerintahkan anak buahnya untuk segera menjemput dukun itu. Penyakit Sampar ini harus segera diobati karena rakyat Alas semakin menderita. Para Hulubalang itu segera berangkat ke Tanah Karo. Mereka menuju Kandibata kampung sang Guru Penawar Reme.
Sesampai di Kandibata mereka bertanya kepada orang kampung dimana rumah Guru sakti itu. Orang kampung menunjuk rumah diatas bukit. Akhirnya mereka bertemu dengan Guru Penawar Reme. Mereka mengutarakan maksud kedatangan mereka menjumpai guru itu. Mereka meminta dengan sangat agar Guru itu memenuhi keinginan mereka. Tanah Alas harus segera ditolong kalau tidak seluruh rakyat Alas akan punah.
Awalnya Guru itu ragu karena Tanah Alas sangat jauh dan dia akan menghabiskan waktu yang lama disana. Guru itu mempunyai dua anak gadis yaitu Tanda Kumerlang dan Tandang Suasa. Sebetulnya dia enggan meninggalkan kedua anak gadisnya itu lama-lama. Namun tawaran dari Raja Alas sangat menggiurkan.
Guru itu bertanya kepada istrinya Nande Tandang Kumerlang apakah dia menerima tawaran dari Raja Alas. Lalu istrinya mengatakan agar sang Guru membaca pustakanya dan membuat tabas (mantra) agar mengetahui apa yang terjadi nanti. Guru itu melakukan apa yang diminta Nande Tanda Kumerlang. Dia melihat dalam penerawangannya bahwa nasibnya tidak baik. Akan terjadi bahaya kepada anak-anaknya jika dia pergi. Namun sekali lagi, tawaran Raja Alas sangat menggiurkan. Dia melawan peringatan bahaya itu.
Untuk meyakinkan semuanya maka dia menguji ilmunya dulu. Dia katakan pada Hulubalang Raja Alas agar mereka mau jadi bahan uji coba ilmunya sebelum mereka berangkat. Hulubalang Raja Alas hanya bisa pasrah menjadi uji coba sang Guru karena mereka tidak punya pilihan lain. Kalau mereka menolak dan sang Guru tidak berangkat bersama mereka maka Raja Alas akan marah. Mereka tidak berani pulang tanpa Guru Penawar Reme.
Lalu Guru itu melakukan percobaan. Dia membunuh seorang Hulubalang Raja Alas itu. Setelah beberapa malam jenazah Hulubalang itu membusuk. Dengan ilmunya kemudian Guru Penawar Reme menghidupkan jenazah Hulubalang Raja Alas itu. Hulubalang yang mati itu hidup lagi. Para Hulubalang itu sangat heran dan kagum dengan kesaktian Guru Penawar Reme. Mereka pun semakin yakin guru itu bisa menyembuhkan wabah penyakit di Tanah Alas.
Guru itu bertanya lagi kepada istrinya Nande Tandang Kumerlang apakah dia sudah yakin dengan kesaktian ilmunya. Guru Penawar Reme yakin jika sesuatu terjadi dengan anak-anaknya maka dengan ilmunya dia bisa menyembuhkan bahkan menghidupkan anaknya kembali.
Maka dikumpulkannyalah seluruh keluarganya. Guru Penawar Reme mengatakan akan pergi ke Tanah Alas karena ada wabah penyakit disana. Mungkin akan lama berada disana karena Tanah Alas sangat jauh. Dia meminta agar seluruh keluarganya menjaga anaknya Tandang Kumerlang dan Tandang Suasa. Dia meminta agar segera mengabarkan jika terjadi sesuatu pada kedua anaknya. Sebetulnya Tandang Kumerlang dan Tandang Suasa merasa berat harus berpisah dengan kedua orang tuanya dalam waktu yang lama. Namun mereka tidak bisa berkata apapun karena mereka sangat segan kepada bapaknya yang seorang Guru Maha Sakti itu.
Maka berangkatlah Guru Penawar Reme bersama istrinya ke Tanah Alas. Sesampai di Alas Guru dari Kandibata itu disambut sukacita oleh Raja Alas. Dukun itu lalu berjalan keliling seluruh Tanah Alas dan mulai mengobati rakyat Alas satu persatu.
Lewat beberapa hari mulai sembuhlah orang-orang Alas itu. Mereka senang dan memuji kehebatan ilmu Guru Penawar Reme. Raja memerintahkan semua yang telah disembuhkan harus membayar upah kepada dukun dari Tanah Karo itu. Satu persatu mereka datang membawa emas dan perak. Jumlahnya bervarasi, semua tergantung kerelaan hati atas jasa sang dukun itu yang telah menyembuhkan mereka.
© Mejuahjuah.id /CATATAN : Setiap konten di website Mejuahjuah.id memiliki hak cipta. Jika ingin mengutip sebagian ataupun seluruh isi dari setiap artikel dalam website ini harap menghubungi kami atau memberikan asal sumber kutipan dari Mejuahjuah.id.