Legenda Putri Hijau

Legenda Putri Hijau Mejuahjuah.id I Ensiklopedia Karo

Beru Putri mengajak turangnya untuk pergi ke daerah Jahe-jahe. Karena menurut kabar ada keluarga mereka tinggal di kesain Meliala sekitar Deli Tua. Mereka berjalan menyusuri sungai Lau Petani. Sampai di perbatasan Deli Tua mereka berpapasan dengan hulubalang raja Haru. Lalu Mereka menanyakan kemana arah kesain Meliala. Namun Hulubalang itu meminta ketiganya bertemu dulu Raja agar mereka diijinkan tinggal di daerah itu. Mereka pun menyetujuinya.

Kerajaan Haru yang dulu berdiri di Deli Tua dipimpin oleh seorang raja bernama Maharaja Diraja Haru. Kerajaan Haru merupakan  kerajaan terbesar di Sumatera Timur ketika itu. Maharaja Diraja Haru adalah seorang bermerga Karo Sekali berasal dari urung Sukapiring di daerah Jahe. Urung Sukapiring di Jahe punya hubungan dengan Urung Sukapiring di Tanah Karo yang berpusat di Seberaya.

Walau usianya sudah mulai melewati setengah abad namun Raja Haru belum menikah. Dia hanya memelihara selir-selir. Selir-selirnya berasal dari berbagai kerajaan dan Negara. Biasanya selir itu menjadi lambang atau simbol persabahatan antar kerajaan. Belum ada wanita yang cocok mendampingi Raja Haru.

Raja Haru menerima kedatangan Beru Putri, Naga dan Meriam. Melihat sosok Gadis itu dia langsung jatuh cinta. Dia tergila-gila pada gadis itu. Suatu hari dia bertanya kepada penasihat spiritual kerajaan seorang Guru Sibaso bagaimana tentang gadis itu. Guru itu heran dengan apa yang dikatakan Raja Haru. Apalagi Raja itu mengatakan dia hendak mengawini Putri dari desa Seberaya itu. Guru Sibaso cepat menolaknya. Dia mengatakan gadis itu akan menyebabkan kerajaannya akan hancur. Tapi Raja Haru tidak percaya. Dia tetap tetap berkeras untuk mempersunting Beru Putri.    

Lalu Beru Putri bertanya bagaimana pendapat kepada kedua saudaranya tentang maksud dan keinginan Raja Haru yang ingin mengawininya. Naga dan Meriam tidak menolaknya, mereka tetap menyerahkan semua keputusan di tangan gadis itu. Apapun jawabannya mereka sudah siap. Dengan rasa cinta dan dukungan kedua saudaranya itu pula Beru Putri menerima pinangan Raja Haru.

Pesta perkawinan itu berlangsung meriah. Di pesta perkawinan itu Raja Haru mengumumkan kalau Naga dan Meriam diangkat menjadi Panglima Baru untuk Kerajaan Haru. Beru Putri kini menjadi permaisuri kerajaan Haru.  Raja dan Permaisurinya sepakat untuk membangun kebesaran kerajaan haru.

Suatu hari datanglah Sultan Samudera Pasai dari Aceh. Samudera Pasai punya hubungan kerjasama dengan Kerajaan Haru. Beberapa tawaran kerjasama dikatakan Sultan Samudera Pasai dalam pertemuan itu. Raja Haru menyambut penawaran itu dengan senang. Tapi sosok permaisuri kerajaan Haru itu ternyata menarik perhatian sang Sultan. Dia bertanya siapa perempuan cantik yang sekarang menjadi pendamping raja itu. Kemudian Raja Haru menjelaskan siapa yang kini menjadi  permaisurinya.

Sebelum pulang Sultan Samudera Pasai meminta ijin kepada Raja Haru untuk bersalaman dengan sang permaisuri. Wanita itu telah membuatnya jatuh cinta. Walau dia sudah pulang ke Aceh rupanya kecantikan sang permaisuri terbawa-bawa sampai ke negerinya.

Cahaya berwarna hijau memancar diatas langit Aceh. Cahaya hijau itu membentuk dan melukiskan wajah permaisuri Kerajaan Haru. Karena bayangan wajah permasuri itu pula Sultan menjadi gelisah. Suatu hari Sultan Samudera Pasai secara terus terang mengatakan kepada seluruh isi kerajaan kalau dia sangat mencintai permaisuri Haru itu. Dia menyebut permaisuri cantik jelita itu adalah Putri Hijau.

Sultan ingin mengawini Putri Hijau itu apapun yang terjadi. Lalu dia memerintahkan hulubalang kerajaan untuk menyampaikan keinginannya itu kepada Kerajaan Haru. Dia beralasan kalau Kerajaan Haru bisa  memberikan permaisurinya tentu akan mempererat hubungan antar kerajaan.

Hulubalang Samudera Pasai menyampaikan keinginan Sultan kepada Raja Haru. Keinginan itu langsung ditolak mentah-mentah oleh Raja. Dia katakan sampai kapanpun dia tidak akan memberikan permaisurinya kepada Samudera Pasai. Perkataan Raja Haru itu membuat Sultan Samudera Pasai sangat marah. Sultan tidak terima dan menganggap penolakan ini adalah sebuah penghinaan untuk Samudera Pasai. Lalu dia memerintahkan para panglima kerajaan untuk menyiapkan pasukan karena Samudera Pasai akan menyerang Haru.

Di Kerajaan Haru kabar Samudera Pasai akan menyerang telah terdengar. Raja Haru tidak sedikitpun gentar. Kerajaan itu pun melakukan persiapan.

© Mejuahjuah.id /CATATAN : Setiap konten di website Mejuahjuah.id memiliki hak cipta. Jika ingin mengutip sebagian ataupun seluruh isi dari setiap artikel dalam website ini harap menghubungi kami atau memberikan asal sumber kutipan dari Mejuahjuah.id.
Bagikan

Pages: 1 2 3

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *