Peperangan pecah, Samudera Pasai akhirnya menyerang Haru. Namun persiapan dan pertahanan Haru membuat Samudera Pasai tidak bisa menduduki Haru. Selain itu kehebatan panglima Haru Naga dan Meriam yang menembakkan amunisi dari tubuhnya membuat pasukan Samudera Pasai mundur.
Namun akhirnya semua berakibat fatal saat panglima Haru yang lain berjaga-jaga di benteng kerajaan. Panglima-panglima Samudera Pasai mendekati benteng itu. Mereka menawarkan uang agar para panglima Haru meninggalkan tempat itu. Lama mereka bernegoisasi dan akhirnya panglima Haru menerima tawaran itu. Panglima Samudera Pasai bisa menyogok Panglima Haru agar mereka meninggalkan benteng pertahanan.
Maka tentara Samudera Pasai dengan leluasa masuk kedalam wilayah kerajaan Haru. Naga dan Meriam berusaha mempertahankan kerajaan. Namun mereka tidak mampu karena hebatnya serangan Samudera Pasai. Naga menghilang di tengah peperangan. Sementara Meriam tidak kuasa lagi menembakkan pelurunya, tubuhnya semakin panas lalu meledak terpecah dua.
Di istananya Raja Haru dan Putri Hijau mulai ketakutan. Mereka mendengar tentara Aceh mulai mendekat. Mereka tidak bisa lari kemana-mana lagi saat tentara Samudera Pasai sudah mengepung istana itu. Sultan Samudera Pasai datang lalu memerintahkan para panglimanya untuk membunuh Raja Haru. Putri Hijau berteriak menangis meratapi kepergian suaminya.
Sultan Samudera Pasai menawarkan Putri Hijau untuk ikut pergi dengannya. Dia akan menjadi permaisuri Kerajaan Samudera Pasai. Namun Putri Hijau menolaknya. Akibatnya perempuan itu dipaksa untuk ikut pergi. Dia ditawan lalu dibawa dengan kapal laut menuju Samudera Pasai. Ditengah lautan luas tiba-tiba muncul dari dasar laut Naga turang dari Putri Hijau. Kemunculan Naga menakutkan tentara Samudera Pasai. Mereka meloncat meninggalkan kapal itu. Dengan cepat Naga lalu menarik Putri Hijau dan membawanya ke dasar laut.
Saudara Putri Hijau yang lain Meriam kembali ke Seberaya. Dia mengabarkan Sibayak Karo Sekali yang pernah menjadi suami Putri Hijau tentang keberadaan Beru Putri. Dia memohon untuk tinggal kembali di Seberaya. Namun Raja itu menolaknya dan mengusirnya pergi.
Kemudian dia pergi ke Sukanalu kampung kalimbubu bermerga Sitepu. Dia diijinkan Pengulu untuk tinggal di kampung itu. Disanalah Meriam bersemayam dan disembah sampai sekarang.
Pecahan bagian kepala dari Meriam saat ini bersemayam di desa Sukanalu, kecamatan Barus Jahe Tanah Karo. Sedangkan bagian ekor bersemayam di Istana Maimon, diletakkan didalam bagunan berbentuk rumah adat Karo.
Penulis : Joey Bangun
Observasi & Riset Joey Bangun di Seberaya, Sukanalu, Deli Tua & Medan Thn 2009
.
Cerita tentang Putri Hijau bisa disaksikan disini.
.
Untuk dramanya bisa disaksikan disini.
© Mejuahjuah.id /CATATAN : Setiap konten di website Mejuahjuah.id memiliki hak cipta. Jika ingin mengutip sebagian ataupun seluruh isi dari setiap artikel dalam website ini harap menghubungi kami atau memberikan asal sumber kutipan dari Mejuahjuah.id.