Toerin-Toerin Joey Bangun – Mejuahjuah.id
Batavia, 1936
“Johan van Oldenbarnevelt” merapatkan tubuhnya di pelabuhan Tanjung Priok. Kuli-kuli pribumi dengan sigap memasuki kapal lalu tawarkan jasa untuk mengangkat barang-barang penumpang. Mereka tidak sampai ke dek kami. Karena dek kami memang tertutup untuk orang-orang berkulit coklat itu. Kata Papa, petugas-petugas pemerintahan akan datang membantu kami.
Benar saja, beberapa petugas berwajah Indo masuk ke dek kami lengkap dengan pakaian seragam mereka. Umur mereka masih muda-muda. Mungkin lebih tua sedikit dari aku. Dengan penuh hormat, mereka langsung menyalam Gubernur Jenderal baru itu.
“Welkom, Meneer van Starkenborgh !” sahut mereka satu persatu.
Tanpa basa basi mereka menyalam kami lalu mulai mengangkat barang-barang kami satu persatu. Sang Gubernur berjalan di depan lalu bergerak menuruni tangga. Ia didampingi istri dan kedua putrinya. Arak-arakan terlihat menyambut kami. Sang Gubernur berjalan gagah sembari melambaikan tangan pada orang-orang menyambutnya. Kami terus mengikuti dibelakangnya. Ketika menjejakkan kaki di tanah, dia disambut oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang masih berkuasa, de Jonge. Mereka berjabat tangan dan disambut dengan gemuruh tepuk tangan orang-orang yang menyesaki pelabuhan. Tepuk tangan itu seolah mewakili ucapan selamat datang dari seluruh penduduk negeri ini. Lalu mereka masuk kedalam mobil-mobil yang telah terparkir di depan kapal. Diikuti juga oleh kami.
Iring-iringan polisi dan tentara mengantarkan kami berjalan menyusuri kota yang berpenduduk 500 ribu jiwa itu. Yang kulihat dibalik jendela mobil, iring-iringan ini terasa mewah jika dibandingkan tubuh-tubuh telanjang pribumi yang tanpa pakaian melakat menutupi tubuh atas mereka. Mereka berdiri di sepanjang jalan. Mereka tidak menyambut kami. Air muka mereka seolah mengatakan, kepedihan baru telah tiba. Aku merasakannya.
Kami berpisah di pusat kota. Tepatnya di lapangan Gambir. Iringan Gubernur Jenderal dibawa menuju gedung Volksraad. Sementara kami dibawa ke hotel mewah Des Indes.
***
16 September 1936 diadakan serah terima resmi atas kekuasaan di Nusantara. Antara Gubernur Jenderal yang baru Jhr. Mr.A.W.L. Tjarda van Starkenborgh Stachouwer dan Gubernur Jenderal yang lama Jhr. Mr.B.C. de Jonge. Perjalanan ke gedung Volksraad dilakukan oleh kedua pengawas negeri itu dengan kereta kencana terbuka. Orang-orang menyambut dengan sukacita di pinggir jalan. Tapi sekali lagi kukatakan, tidak pada pribumi berair muka penuh derita itu.
Puncak dari acara itu adalah pidato selamat datang dari van Starkenborgh dan pidato selamat jalan dari de Jonge. Di barisan depan duduk dengan anggun istri dan kedua putri van Starkenborgh. Francine terlihat sangat cantik siang itu. Kemeriahan pesta terjadi disana sini. Mungkin diantara pribumi bangsawan, kaya, dan terpelajar. Tapi tidak pada mereka kaum tertindas.
Kami mengantar kepergian bekas Gubernur Jenderal de Jonge dan keluarganya ke Tanjung Priok, Memang nama belakang kami nyaris sama. Tapi keluargaku tidak pernah menambah embel-embel ‘e’ di depan huruf ‘g’nya. Ingin rasanya aku menyapanya. Bercerita tutur kesahnya selama memerintah negeri ini. Tapi ketakutan menghambat maksudku.
Van Starkenborgh, beberapa petinggi negeri dan juga Papaku menyalamnya untuk terakhir kali. Satu dua kali terjadi pelukan erat. Tak ada air mata. De Jonge meninggalkan Hindia Belanda tidak dengan hati yang pedih. Dia seorang kolonial tulen. Air mata hanya untuk dijajah bukan penjajah. Begitulah prinsip penjajah.
De Jonge dan istrinya menaiki tangga kapal. Sampai di atas lambaian tangannya yang terakhir disambut gemuruh seisi pelabuhan. Kemudian kapal itu mengangkat jangkarnya dan dengan pelan meninggalkan pelabuhan. Terpampang tulisan besar di badan kapal itu. Tulisan itu adalah nama kapal yang membawa de Jonge pergi. Nama yang kemudian sangat kuingat ketika mengarungi samudera kehidupan di Nederlandsch Indie ini. Seperti untaian sajak, nama kapal itu “Sibayak”.
Bersambung
© Mejuahjuah.id /CATATAN : Setiap konten di website Mejuahjuah.id memiliki hak cipta. Jika ingin mengutip sebagian ataupun seluruh isi dari setiap artikel dalam website ini harap menghubungi kami atau memberikan asal sumber kutipan dari Mejuahjuah.id.